Di dalam bukunya yang berjudul “Kisah Dajjal
dan Turunnya Nabi Isa ‘alahissalam Untuk Membunuhnya”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menulis sebagai berikut:
“Asma’ berkata, “Akan tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa
sehingga aku khawatir terkena musibah kelaparan, dan apa yang bisa dimakan oleh
kaum mukmin pada waktu itu?” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :
يَجْزِيهِمْ مَا يَجْزِي أَهْلَ
السَّمَاءِ
“Allah سبحانه و تعالى
mencukupkan kepada mereka dengan makanan yang diberikan kepada penduduk langit
(Malaikat).” (HR. Ahmad No. 26298)
Asma’ berkata, “Wahai Nabi Allah, bahwasanya Malaikat tidak makan
dan tidak minum.” Jawab Nabi صلى الله عليه و سلم :
“Akan tetapi mereka membaca tasbih dan mensucikan Allah سبحانه و تعالى
, dan itulah makanan dan minuman kaum beriman saat itu, tasbih dan taqdis.” (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir. Ibnu
Katsir berkata, “Isnad ini merupakan isnad yang tidak ada cacat (laa ba’sa
bihi).” (“Kisah Dajjal”—Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam
Asy-Syafi’i; hlm. 94-95)
Yang dimaksud oleh Asma’ binti Yazid
Al-Anshariyyah dengan “mereka tidak mendapatkan apa-apa sehingga aku khawatir terkena
musibah kelaparan” ialah saat menjelang Ad-Dajjal keluar untuk menebar fitnah di
tengah ummat manusia. Khususnya di dalam suatu hadits yang juga dijelaskan oleh
Syaikh Al-Albani sebagai berikut:
“Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun
pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil
tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan
bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya. Dan di tahun ketiga langit
menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah
setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”— Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka
Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)
Jika Nabi صلى الله عليه و سلم menyatakan bahwa “sehingga
binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku”, itu berarti setiap hewan yang memberikan protein utama bagi
manusia menjadi punah. Seperti di antaranya ialah: kambing, domba, sapi, kerbau
dan onta. Dan sebab itulah Asma’ menjadi khawatir apa yang bakal menjadi
makanan kaum beriman di masa itu. Lalu Nabi صلى الله عليه و سلم menjelaskan
bahwa makanan kaum mukmin di masa itu ialah makanan penghuni langit, yaitu para
malaikat. Dalam hal ini berupa tasbih dan taqdis.
Masya Allah…! Nabi صلى الله عليه و سلم memberi tahu kita yang hidup di masa
menjelang datangnya puncak fitnah, yakni Ad-Dajjal, bahwa jenis makanan orang
beriman adalah semisal dengan makanan para malaikat. Bayangkan…! Betapa
pentingnya kedudukan dan peranan dzikrullah di masa fitnah menjelang hadirnya Ad-Dajjal. Sedemikian
pentingnya mengingat Allah سبحانه و تعالى (dzikrullah) sehingga jika dilakukan
dengan baik dan benar, maka ia dapat menggantikan fungsi makanan, khususnya
protein, yang pada masa itu menjadi barang langka jika tidak bisa dikatakan
musnah sama sekali.
Maka saudaraku, alangkah pentingnya ummat
Islam sejak sekarang sudah melatih diri dan keluarganya untuk melakukan dzikrullah yang berkualitas dan sebanyak mungkin. Baik dzikrullahyang formal, seperti sholat lima waktu yang hukumnya fardhu
‘ain, maupun dzikrullah yang non-formal seperti berbagai wirid yang dianjurkan oleh
Rasulullah صلى الله عليه و سلم . Pantas bilamana Allah سبحانه و تعالى
menurunkan ayat khusus berisi perintah untuk dzikrullah sebanyak mungkin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
“Hai orang-orang yang
beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41-42)
Bila ummat Islam sudah membiasakan sejak dini
berdzikir mengingat Allah سبحانه و تعالى sebanyak mungkin dan diiringi dengan
kualitas pelaksanaan yang bermakna, niscaya perlahan tapi pasti kegiatan dzikrullah akan menjadi suatu kebutuhan bagi ruhani mukmin laksana makanan
dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Jadi, sejak sekarang setiap mukmin
perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikrullah sebab kita tidak tahu kapan tiga tahun sulit menjelang keluarnya
Ad-Dajjal datang. Lebih baik mempersiapkan diri dan keluarga sedini mungkin
daripada terlambat.
Alhamdulillah, kita bersyukur Nabi Muhammad صلى
الله عليه و سلم memberi tahu beberapa pesan khusus mengenai wirid yang
berkaitan dengan fitnah Ad-Dajjal, seperti:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ
أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal
sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi, ia terlindungi dari fitnah Dajjal.”(HR. Abu Dawud)
من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت
له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم
يضره
“Barangsiapa membaca
surah Al-Kahfi sebagaimana diturunkan, maka baginya cahaya di hari Kiamat dari
tempatnya hingga Mekkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surah
Al-Kahfi lalu Ad-Dajjal keluar, maka Ad-Dajjal tidak akan dapat memudharatkannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani)
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Jika salah seorang diantara kalian ber-tasyahud (dalam sholat),
hendaklah meminta perlindungan kepada Allah سبحانه و تعالى dari empat perkara
dan berdoa, “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL
QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL
(Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan
fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim No. 924)
0 Response to "Makanan Mukmin Menjelang Keluarnya Dajjal"
Posting Komentar