Wafatnya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani
abuya maliki
Masyarakat Makkah khususnya berbondong-bondong menyerbu rumah kediaman beliau untuk menyaksikan kebenaran wafatnya beliau yang secara mendadak. Karena mereka hampir tidak percaya dengan berita itu. Suasana pun tambah panik lagi pagi itu setelah jasad Almarhum dibawa dari rumah sakit ke rumah beliau.
Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung. Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju kampung al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia.
Beberapa jam sebelum wafatnya beliau, tidak sedikit masyarakat dan santri yang datang seperti biasa ke rumahnya di kampung Rashifah Makkah untuk mendengarkan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih.
Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang mendalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat hari Jumat 15 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping makam istri Rasulallah Saw yaitu Khadijah binti Khuailid RA, dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini.
Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslim yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan 'aza'. Dan di hari terakhir 'Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.
Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung. Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju kampung al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia.
Beberapa jam sebelum wafatnya beliau, tidak sedikit masyarakat dan santri yang datang seperti biasa ke rumahnya di kampung Rashifah Makkah untuk mendengarkan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih.
Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang mendalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat hari Jumat 15 Ramadhan 1425 H bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma'la disamping makam istri Rasulallah Saw yaitu Khadijah binti Khuailid RA, dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini.
proses ketika membawa jenazah abuya Maliki
proses ketika membawa jenazah abuya Maliki
proses ketika membawa jenazah abuya Maliki
Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslim yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba'da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan 'aza'. Dan di hari terakhir 'Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.
0 Response to "Wafatnya Abuya Maliki "
Posting Komentar